Sebagian ukiran Minangkabau yang merupakan motif asli dari sejumlah wilayah nagari di Sumatera Barat hampir punah. Seperti yang terjadi di Nagari Kamang Hilir, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Wilayah nagari yang dahulu di kenal sebagai sentra ukiran dan industri kecil meubel rakyat itu tidak lagi memproduksi ukiran.
Hanya sejumlah rumah-rumah gadang berusia ratusan tahun yang masih merekam jelas motif-motif ukiran asli dari nagari tersebut. Salah satunya terdapat di Jorong Lima Kampung berupa rumah Padang dengan lima ruang besar dan sejumlah motif ukiran pada sejukur bagian rumah yang meliputi daun jendela, dinding, pembatas atap dan bagian bawah rumah. Motif-motif tersebut berupa aneka bunga, tanaman, dan daun, termasuk beberapa motif berupa sulur. Namun di nagari tersebut sudah tidak ada lagi yang bisa memproduksi ukiran khas itu serta menjelaskan makna filosofi dari beragam motif ukiran yang ada.
Tetua di nagara itu mengatakan, salah seorang tokoh ahli ukir terakhir di nagari itu telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, anak-anaknya tidak ada yang meneruskannya, mereka hanya sekedar membuat meubel saja. Kemudian salah seorang tetua di nagari lainnya yang mencoba menerangkan makna motif ukiran pada salah satu rumah gadang di nagari itu hanya mengatakan bahwa motif ukiran mengambil contoh dari apa yang terdapat di alam
Pertimbangan ekonomis menjadi alasan utama tidak diminatinya seni ukiran di nagari itu karena lamanya waktu pengerjaan tidak seimbang dengan penghasilan yang diperoleh. Banyaknya generasi muda yang merantau juga dapat menjadi salah satu alasan bahwa tidak adanya lagi minat terhadap seni ukir. Kemudian faktor ekonomis lainnya adalah kelangkaan bahan baku membuat beragam motif ukiran lokal di sejumlah nagari punah.
Source : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar