Salung, atau masyarakat Minangkabau menyebutnya dengan ‘Saluang’. Salung adalah alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari bambu tipis. Masyarakat Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk membuat salung adalah talang (bambu) yang digunakan sebagai jemuran kain atau talang yang hanyut terbawa air di sungai. Pada dasarnya talang merupakan kategori alat musik suling, dimana yang penggunaannya dengan cara di tiup. Namun proses pembuatannya lebih sederhana daripada suling, dimana cukup melubangi bambu dengan empat lubang. Panjang salung kurang lebih sekitar 40 - 60 cm dengan diameter 3 - 4 cm.
Hal prioritas yang harus dapat dilakukan oleh pemain salung adalah dapat meniup serta menarik nafas secara bersamaan, sehingga pemain salung dapat memainkan salung dari awal hingga habis tanpa terputus.
Konon, kabarnya jaman dahulu, setiap pemain salung memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penonton. Dimana mantera tersebut dikenal dengan nama Pitunang Nabi Daud. Berikut sedikit penggalan Pitunang Nabi Daud, "Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, Buruang tabang tatagun-tagun, aie mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga buni saluang ambo..."
Setiap nagari di Minangkabau memiliki style tersendiri dalam memainkan salung. Seperti style Singgalang, dimana memiliki karakteristik yang sangat sulit untuk dimainkan bagi para pemula. Atau yang lainnya adalah Ratok Solok dari Solok, yang memiliki style dengan bunyi yang sedih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar